Bincang-bincang Surat al-Insyirah Ayat 5-6
Al-Insyirah Ayat 5-6
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (5) إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (6)
fa inna ma'a al-'usri yusran,
inna ma'a al-'usri yusran
kalimat normalnya inna yusran ma'a al-'usri, tapi ditekankan ke ma'a al
-'usri nya sehingga jadi seperti kalimat di atas.
al-'usru dibaca al-'usri karena ketemu ma'a, sedang yusrun dibaca yusran
karena ketemu inna
kata 'usrun diberi alif lam (al) menjadi al-'usru, dalam bahasa arab berubah
dari nakirah ke ma'rifat yang boleh diartikan
'usrun = kesulitan = difficulty
al-'usru = kesulitan itu = the difficulty
maka
yusrun = kemudahan = relief
al-yusru = kemudahan itu = the relief
sehingga makna ayat tersebut
fa inna ma'a al-'usri yusran = sebab sesungguhnya bersama kesulitan ITU ada
kemudahan = because verily with THE difficulty there is relief
inna ma'a al-'usri yusran = sesungguhnya bersama kesulitan ITU ada kemudahan
= verily with THE difficulty there is relief
Kita hitung al-'usri disebut dua kali dan yusran juga disebut dua kali,
Orang Arab apabila mengulang kata ma'rifat (tertentu) yakni al-'usri dalam
dua kalimat yang sama berarti kata ma'rifat itu adalah benda yang sama,
sedang kata yusran yang diulang dua kali berupa nakirah (tak tentu) yang
menunjukkan benda yang berbeda.
Sehingga kata al-'usri disebut dua kali tapi bendanya satu karena ma'rifat
sedangkan kata yusran disebut dua kali bendanya dua karena nakirah
maka disimpulkan bersama satu kesulitan ada dua kemudahan.
Sesuai hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam:
"Satu kesulitan tidak akan mengalahkan dua kemudahan ..."
HR al-Hakim dalam al-Mustadrak No 3910 (al-Maktabah asy-Syaamilah)
Akan tetapi hadits ini adalah mursal sehingga masuk kategori hadis lemah.
Hadits mursal adalah hadits yang terputus mata rantai riwayatnya, yakni
tabi'in (murid sahabat) langsung menukil dari Rasulullah shallallah 'alaihi
wa sallam tanpa melalui sahabat. Dalam hadits ini Hasan al-Bashri menukil
langsung dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam padahal beliau tidak
pernah bertemu dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Dan tidak
ada penguat yang mampu mengangkatnya menjadi hadits hasan li ghairihi.
al-Albani melemahkan hadits ini dalam Silsilah al-Ahadits adh-Dha'ifah No.
4342
Ada faedah lain yang bisa kita dapatkan dari dua ayat di atas
Inna ma'a al-'usri yusran = sesungguhnya bersama kesulitan ITU ada kemudahan
= verily with THE difficulty there is relief
kalimat normalnya
Inna yusran ma'a al-'usri, diubah menjadi Inna ma'a al-'usri yusran, apa
faidahnya?
Kasus ini adalah kasus "taqdiimu al-ma'muul yufiidu al-hashr" kaidah tafsir
yakni "didahulukannya ma'muul atau 'objek' memberi faidah hashr
(pengkhususan)"
Sehingga memberi makna mendalam = Sesungguhnya kemudahan itu didapat jika
dan hanya jika bersama dengan kesulitan.
Semoga bisa menjadi renungan kita bersama.
al-Faqiir ilaa Rabbihi
NA Setiawan
1 comments:
Subhaanallah... ternyata yg saya pahami selama ini bersandar pada hadits mursal. Saya memahami bahwa memang kalimat itu bermakna: bahwa satu kesulitan dipait oleh dua kemudahan.
Jazaakallah atas penjelasannya.
Lalu, kesimpulan akhir "Sesungguhnya kemudahan itu didapat jika dan hanya jika bersama dengan kesulitan." apakah memang harus menjalani kesulitan dulu baru merasakan kemudahan? Dalam arti tidak mungkin jalan seseorang itu langsung mudah, begitu? Padahal banyak juga kasus jalan yang dilalui seseorang mulus-mulus saja, tanpa aral yang berarti. Mohon penjelasannya.
Post a Comment