Hidupnya Ilmu dengan Istiqāmah
Ilmu adalah anugerah agung dari Allah. Ia bukan sekadar kumpulan informasi atau hafalan di kepala, tetapi cahaya yang menghidupkan hati dan menuntun langkah menuju ridha-Nya. Namun, ilmu tidak akan hidup kecuali jika disertai amal dan dijaga dengan istiqamah. Tanpa istiqamah, ilmu akan layu, bahkan bisa menjadi hujjah atas diri di hadapan Allah.
Al-Khatib Al-Baghdadi رحمه الله berkata:
العِلْمُ يَهْتِفُ بِالْعَمَلِ، فَإِنْ أَجَابَهُ وَإِلَّا ارْتَحَلَ
"Ilmu menyeru amal; jika amal menyambutnya, maka ilmu akan menetap. Jika tidak, ilmu akan pergi."
Beliau juga mengatakan bahwa ilmu tanpa amal bagaikan pohon tanpa buah, dan amal tanpa ilmu bagaikan perjalanan tanpa petunjuk. Maka keduanya tidak boleh dipisahkan, karena ilmu adalah penuntun amal, dan amal adalah buah dari ilmu.
---
1. ILMU ADALAH KEHIDUPAN HATI
Ilmu sejati menghidupkan hati. Tanpa ilmu, hati menjadi mati dan gelap. Allah menggambarkan orang berilmu dan beramal sebagai orang yang hidup dan bercahaya, sedangkan orang yang berpaling dari ilmu dan amal berada dalam kegelapan.
Firman Allah:
أَوَمَنْ كَانَ مَيْتًا فَأَحْيَيْنَاهُ وَجَعَلْنَا لَهُ نُورًا يَمْشِي بِهِ فِي النَّاسِ كَمَنْ مَثَلُهُ فِي الظُّلُمَاتِ لَيْسَ بِخَارِجٍ مِنْهَا ۚ كَذَٰلِكَ زُيِّنَ لِلْكَافِرِينَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Apakah orang yang sebelumnya mati (jiwanya), lalu Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya sehingga ia dapat berjalan di tengah manusia, seperti orang yang berada dalam kegelapan yang tidak dapat keluar darinya?”
(QS. Al-An‘ām: 122)
Ibn al-Qayyim berkata:
العلم حياة القلوب ونور البصائر، وشفاء الصدور، ورياض العقول
“Ilmu adalah kehidupan bagi hati, cahaya bagi pandangan batin, penyembuh dada, dan taman bagi akal.”
(Al-Fawaid)
Tanpa ilmu, hati menjadi mati, karena tidak tahu mana yang haq dan mana yang batil. Namun ilmu yang tidak diamalkan juga akan kehilangan cahaya dan keberkahannya.
---
2. ISTIQAMAH ADALAH PENJAGA CAHAYA ILMU
Ilmu akan tetap hidup dan bercahaya bila disertai amal yang istiqamah. Istiqamah adalah berjalan terus di atas kebenaran tanpa menyimpang ke kanan atau ke kiri.
Firman Allah:
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang berkata: ‘Rabb kami adalah Allah’ kemudian mereka beristiqamah, maka malaikat turun kepada mereka (mengatakan): Janganlah kamu takut dan jangan bersedih, dan bergembiralah dengan surga yang telah dijanjikan kepadamu.”
(QS. Fussilat: 30)
Rasulullah ﷺ bersabda:
قُلْ آمَنْتُ بِاللَّهِ ثُمَّ اسْتَقِمْ
“Katakanlah: Aku beriman kepada Allah, lalu beristiqamahlah.”
(HR. Muslim no. 38)
Ibn al-Qayyim menjelaskan:
الاستقامة هي سلوك الصراط المستقيم، وهو الدين القويم من غير تقصير ولا ميل
“Istiqamah adalah berjalan di atas jalan yang lurus, yaitu agama yang tegak, tanpa kekurangan dan tanpa penyimpangan.”
(Madarij as-Salikin)
Dengan istiqamah, ilmu tidak hanya menjadi hafalan, tetapi menjadi cahaya yang terus bersinar dan mengantarkan pemiliknya kepada Allah.
---
3. ILMU TANPA AMAL ADALAH BEBAN
Ilmu yang tidak diamalkan tidak akan bermanfaat, bahkan bisa menjadi beban berat dan saksi atas kelalaian pemiliknya.
Firman Allah:
مَثَلُ الَّذِينَ حُمِّلُوا التَّوْرَاةَ ثُمَّ لَمْ يَحْمِلُوهَا كَمَثَلِ الْحِمَارِ يَحْمِلُ أَسْفَارًا
“Perumpamaan orang-orang yang dibebani Taurat kemudian mereka tidak mengamalkannya adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab besar.”
(QS. Al-Jumu‘ah: 5)
Rasulullah ﷺ bersabda:
لا تزول قدما عبدٍ يوم القيامة حتى يُسأل عن أربع... عن علمه ما عمل به
“Tidak akan bergeser kedua kaki seorang hamba pada hari kiamat hingga ia ditanya tentang empat perkara… termasuk tentang ilmunya, apa yang telah ia amalkan.”
(HR. Tirmidzi no. 2416, hasan shahih)
Ibn al-Qayyim menegaskan mengutip sebagian salaf:
العلم إذا لم يُعمل به كان الجهل خيراً منه
“Ilmu yang tidak diamalkan, kebodohan lebih baik darinya.”
(Al-Fawaid)
Karena ilmu tanpa amal tidak membawa cahaya, justru menjadi kegelapan yang menyilaukan hati dan menutup hidayah.
---
4. AMAL KECIL YANG ISTIQAMAH LEBIH DICINTAI ALLAH
Allah mencintai amal yang terus-menerus walau kecil. Ini menunjukkan bahwa istiqamah lebih utama daripada banyak amal yang terputus.
Rasulullah ﷺ bersabda:
أحب الأعمال إلى الله أدومها وإن قل
“Amalan yang paling dicintai Allah adalah yang paling terus-menerus, meskipun sedikit.”
(HR. Bukhari no. 6465, Muslim no. 783)
Ibn al-Qayyim menjelaskan bahwa amal kecil yang dilakukan terus-menerus akan menumbuhkan kelezatan iman dan menjaga hati tetap hidup. Karena amal istiqamah adalah tanda cinta kepada Allah dan tanda ilmu yang hidup dalam hati.
---
5. ILMU YANG HIDUP MELAHIRKAN TAKWA
Ilmu yang benar melahirkan rasa takut kepada Allah, bukan kesombongan. Semakin bertambah ilmu, seharusnya semakin dalam ketundukan.
Firman Allah:
إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ
“Sesungguhnya yang paling takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya hanyalah orang-orang berilmu.”
(QS. Fāthir: 28)
Ibn al-Qayyim berkata:
فالعلم النافع هو ما بُني على النصوص، وأورث صاحبه الخشية، وحمله على الطاعة، وصرفه عن الدنيا، ورغّبه في الآخرة.
“Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang dibangun di atas nash-nash (wahyu), menumbuhkan rasa takut kepada Allah, mendorong pemiliknya untuk taat, menjauhkannya dari dunia, dan membuatnya rindu kepada akhirat.”
(Miftah Dar as-Sa’adah)
Inilah tanda ilmu yang hidup: menumbuhkan khauf (takut) dan raja’ (harap), mendorong kepada amal, dan menjauhkan dari maksiat.
---
6. DOA AGAR ILMU HIDUP DAN BERMANFAAT
Rasulullah ﷺ berdoa agar diberi ilmu yang bermanfaat:
اللهم إني أعوذ بك من علم لا ينفع، ومن قلب لا يخشع، ومن نفس لا تشبع، ومن دعاء لا يُستجاب له
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang tidak khusyuk, jiwa yang tidak puas, dan doa yang tidak dikabulkan.”
(HR. Muslim no. 2722)
Dan beliau juga sering berdoa:
اللهم يا مقلب القلوب ثبت قلبي على دينك
“Ya Allah, wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkan hatiku di atas agama-Mu.”
(HR. Tirmidzi no. 2140, hasan)
Ibn al-Qayyim menegaskan bahwa hati adalah pusat kehidupan ilmu. Jika hati tidak teguh, maka ilmu tidak akan menetap di dalamnya. Maka istiqamah adalah penjaga bagi kehidupan hati dan ilmu.
Beliau berkata:
دوام الذكر والاستغفار والاستقامة تحفظ العلم وتزكي القلب
“Dzikir yang terus-menerus, istighfar, dan istiqamah menjaga ilmu dan menyucikan hati.”
(Al-Fawaid)
---
PENUTUP
Ilmu akan hidup bila dijaga dengan:
1. Keikhlasan dalam menuntut dan menyebarkannya.
2. Amal nyata yang menjadi buah dari ilmu.
3. Istiqamah dalam ketaatan dan mujahadah.
Ilmu yang hidup akan menerangi hati, menumbuhkan takwa, dan membawa pemiliknya semakin dekat kepada Allah.
Sebaliknya, ilmu yang mati akan melahirkan kesombongan, kelalaian, dan kehampaan spiritual.
Ibn al-Qayyim berkata:
العلم لا ينفع إلا إذا صاحبه عملٌ واستقامةٌ وصدقٌ مع الله
“Ilmu tidak akan bermanfaat kecuali bila disertai amal, istiqamah, dan kejujuran kepada Allah.”
(Al-Fawaid)
---
Sumber:
Ibn al-Qayyim, Madarij as-Salikin
Ibn al-Qayyim, Al-Fawaid
Ibn al-Qayyim, Miftah Dar as-Sa’adah
Al-Qur’an dan hadits-hadits shahih
---
0 comments:
Post a Comment