Syariat Dibangun atas Dasar Maslahat bagi Para Hamba
Ini adalah pembahasan yang sangat penting, di mana banyak kekeliruan besar terhadap syariat terjadi karena kebodohan terhadap prinsip ini. Akibatnya, muncul kesulitan, beban yang tak sanggup dipikul, serta anggapan bahwa syariat datang membawa sesuatu yang berat dan tak mampu dilaksanakan — padahal syariat yang agung dan bercahaya ini tidak mungkin datang membawa hal semacam itu.
Hakikatnya, dasar dan fondasi syariat adalah:
Kebijaksanaan (hikmah),
Keadilan,
Rahmat, dan
Maslahat bagi manusia dalam urusan dunia dan akhirat.
Sehingga, setiap hukum atau fatwa yang keluar dari prinsip-prinsip tersebut — menuju kezaliman, kekerasan, kerusakan, atau kebodohan — maka itu bukan dari syariat, walau dimasukkan ke dalamnya melalui takwil (penafsiran).
Syariat adalah:
Keadilan Allah di antara hamba-Nya,
Rahmat-Nya kepada makhluk-Nya,
Cahaya dan petunjuk-Nya yang menunjukkan kebenaran dan jalan keselamatan,
Obat yang menyembuhkan,
Jalan lurus yang membawa keselamatan.
Ia adalah:
Kesenangan bagi mata yang melihatnya,
Kehidupan bagi hati yang menghayatinya,
Kenikmatan bagi ruh yang mendalaminya.
Melalui syariat:
Hidup menjadi hidup yang sejati,
Tercapai seluruh kebaikan,
Terhindar dari segala kekurangan.
Seandainya syariat ini diabaikan seluruhnya, maka dunia akan hancur dan realitas akan lenyap. Maka syariat yang dibawa oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah tiang penopang dunia, pusat keberuntungan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Diterjemahkan dari I'lamul Muwaqqi'in oleh Ibnu al-Qayyim rahimahullah
0 comments:
Post a Comment